Alexei Navalny, seorang tokoh oposisi terkemuka di Rusia, telah menjadi sorotan dunia setelah diracun dengan bahan kimia yang mematikan pada bulan Agustus tahun lalu. Kematian Navalny mengguncang masyarakat internasional dan memicu seruan untuk mengusut tuntas insiden ini. Namun, dalam menghadapi tuntutan tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin harus bertanggung jawab atas kematian Navalny.
Alexei Navalny adalah seorang aktivis politik yang vokal dan sering kali mengkritik korupsi dalam pemerintahan Rusia. Dia telah mengungkap banyak skandal korupsi yang melibatkan pejabat pemerintah Rusia, termasuk orang-orang dekat Putin. Karena kritiknya yang tajam dan pengungkapan kebenaran yang tidak nyaman bagi rezim Putin, Navalny sering dianggap sebagai ancaman oleh pemerintah Rusia.
Pada bulan Agustus 2020, Navalny tiba-tiba jatuh sakit saat dalam perjalanan pulang ke Rusia setelah menghadiri pertemuan politik di Siberia. Dia segera dilarikan ke rumah sakit, dan para dokter di sana menemukan bahwa dia telah diracun dengan zat saraf yang sangat berbahaya, yakni Novichok. Zat ini merupakan senjata kimia yang dikembangkan oleh Uni Soviet pada era Perang Dingin.
Novichok adalah senjata yang sangat berbahaya dan mematikan. Penggunaannya menunjukkan adanya keterlibatan negara atau pihak yang memiliki akses ke bahan kimia tersebut. Karena alasan inilah, tuduhan pun langsung tertuju pada pemerintah Rusia dan Putin.
Putin, sebagai pemimpin tertinggi di Rusia, harus bertanggung jawab atas kematian Navalny. Sebagai presiden yang berwenang dan memiliki kontrol penuh atas intelijen dan keamanan negara, sangat tidak mungkin jika Putin tidak mengetahui atau tidak memiliki keterlibatan dalam serangan terhadap Navalny. Tidak mungkin pula jika serangan semacam ini bisa dilakukan tanpa persetujuan atau pengetahuan Putin.
Selain itu, Navalny bukanlah satu-satunya korban yang diracun dengan Novichok. Sebelumnya, pada tahun 2018, mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya juga diracun dengan zat yang sama di Inggris. Serangan tersebut juga dianggap sebagai upaya pembunuhan yang dilakukan oleh pihak Rusia. Hal ini menunjukkan pola yang jelas bahwa pemerintah Rusia menggunakan senjata kimia yang mematikan untuk membungkam lawan politiknya.
Dalam menghadapi tuntutan atas kematian Navalny, Putin berusaha melepaskan diri dari tanggung jawabnya. Pemerintah Rusia mengklaim bahwa mereka tidak memiliki keterlibatan dalam serangan tersebut dan menuduh Navalny sebagai agen asing yang ingin mencemarkan nama baik Rusia. Namun, klaim ini tidak meyakinkan dan hanya merupakan upaya Putin untuk menghindari akibat dari kejahatan yang dilakukan oleh rezimnya sendiri.
Masyarakat internasional harus bersatu dan menuntut pertanggungjawaban Putin atas kematian Navalny. Tindakan penggunaan senjata kimia yang mematikan ini melanggar hukum internasional dan melanggar hak asasi manusia. Putin harus dihadapkan pada keadilan dan diminta untuk bertanggung jawab atas tindakan keji yang telah dilakukan oleh pemerintahnya.
Kematian Navalny adalah pengingat yang mengerikan tentang kekejaman rezim Putin dan kegagalan Rusia dalam menjunjung tinggi hak asasi manusia. Kita semua harus bersama-sama menuntut keadilan bagi Navalny dan berjuang untuk kebebasan berbicara dan demokrasi di Rusia. Putin harus bertanggung jawab atas perbuatannya dan masyarakat internasional tidak boleh membiarkan pelanggaran hak asasi manusia ini terjadi tanpa hukuman.