Hamas dan Israel telah membatalkan pertemuan delegasi untuk membahas gencatan senjata setelah syarat-syarat yang diajukan oleh Hamas diabaikan oleh Israel. Pertemuan tersebut dijadwalkan untuk membahas rencana gencatan senjata yang telah mencapai titik terhenti dalam upaya untuk mengakhiri kekerasan yang sedang terjadi di Jalur Gaza.
Hamas, yang menguasai Gaza, telah mengajukan beberapa syarat untuk gencatan senjata, termasuk pengakhiran blokade ekonomi yang diberlakukan oleh Israel dan pembangunan proyek-proyek pembangunan di wilayah tersebut. Namun, Israel menolak syarat-syarat tersebut dan mengatakan bahwa mereka hanya bersedia untuk membahas gencatan senjata tanpa syarat.
Keputusan untuk membatalkan pertemuan delegasi ini merupakan pukulan besar bagi upaya mediasi yang dilakukan oleh pihak internasional untuk mengakhiri kekerasan di Gaza. Para pejabat PBB dan negara-negara lainnya telah berusaha untuk membawa kedua belah pihak ke meja perundingan guna mencapai kesepakatan untuk menghentikan pertempuran yang telah menewaskan ratusan jiwa dan melukai ribuan lainnya.
Meskipun pertemuan delegasi ini batal, diharapkan bahwa kedua belah pihak akan tetap terbuka untuk berdiskusi dan mencari solusi damai untuk konflik yang sedang berlangsung di Gaza. Kedua belah pihak perlu memahami pentingnya menghentikan kekerasan dan mencari jalan keluar yang adil dan berkelanjutan untuk kedua belah pihak.
Dalam situasi yang semakin memanas di Gaza, keterlibatan pihak internasional dan upaya mediasi yang lebih intensif akan sangat diperlukan untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut. Semoga kedua belah pihak dapat kembali ke meja perundingan dan mencapai kesepakatan yang dapat mengakhiri kekerasan dan mencegah terjadinya lebih banyak korban jiwa.